Ada pertanyaan yang selalu saya hindari namun sering banget
ditanyain yaitu, "Kamu kerja di mana?"
Entah kenapa orang sekarang suka seolah-olah lebih tahu
kehidupan orang yang dia tanya. Meski sedikit mengesalkan dengan pertanyaan itu
saya juga jadi kepikiran juga. Bener gak sih jalan yang saya pilih yaitu jalan
hijrah mendekat pada Allah.
Jika orang menanyakan kenapa saya belum kerja ingatan saya
suka kembali pada semasa waktu SMK. Sewaktu SMK saya sudah melahap buku-buku
motivasi yang judulnya Absurd ada
buku 'Menjadi Kaya Dalam 40 Hari', 'Bisnis Tanpa Modal', 'Beli Rumah Tanpa
Keluar Uang'. Buku motivasi dan perkiraan kemungkinan besar tidak akan
melanjutkan kulia tekat saya semakin kuat untuk membuat usaha bersama teman
saya bernama Habibi. Ini adalah beberapa usaha saya dan semuanya berakhir
gagal:
1. Membuat Keripik
Ubi
Ide ini tercetus ketika saya dan Habibi menonton film
Thailand berjudul 'Top Secret:Billionaire'. Film itu mengisahkan tentang pemuda
yang awalnya kecanduan game online seiring berjalannya waktu menjadi pengusaha
keripik rumput laut. Kalo teman-teman mau beli keripiknya ada di minimarket
namanya 'Tao kae noi' (Kalo gak salah).
Dikarenakan rumput laut harganya mahal dan rumput laut
indonesia beda dengan rumput laut Thailand saya pun menggantinya dengan ubi
kayu. Saya beli ubi kayu sebanyak 2Kg.
'Fikri kamu ini kesurupan setan apa?"
Begitulah respon pertama ibu saya ketika melihat saya di
dapur bukan buat makan tapi buat bikin makanan. Saya hanya membalasnya dengan
senyuman.
Memang beda ya jika orang yang sama sekali belum masak tapi
maksa masak. Butuh waktu empat jam lebih bagi saya dan Habibi untuk memasak
keripik ubi. Dan hasilnya mengecewakan.
"Kita gagal"
"Kita coba lagi"
2. Buat Online Shop
Karena maraknya orang memakai kaos distro, dan belanja
barang online, saya dan Habibie memutuskan untuk membuat Online Shop (Silahkan
cek di Fb namanya Lululu Palembang. Segala orang yang punya toko saya hubungi.
Kira-kira seperti ini setiap kali saya memulai menelpon mereka.
"Halo saya Firma Fikri, saya mau belajar jadi
pengusaha. Bisakah saya menjadi reseller toko Anda?"
Alhamdulilah Allah mempermudah semua orang yang saya hubungi
setuju. Di Online shop itu barang-barang yang saya dan Habibi jual ada Lampu
Hias dan Baju. Namun sedihnya gak laku. Gak ada yang beli.
Di tengah keputusasaan Habibi menyarakan untuk langsung
Offline saja. Saya dan Habibi pun langsung mencari lapak di pasar pagi yang
tidak jauh dari Rumah untuk berjualan. Namun ternyata sudah penuh. Gagal lagi,
coba lagi.
3. Jualan Aksesoris
di Benteng Kuto Besak
Kita belum nyerah malah tambah gila, saya dan Habibie pun
memutuskan untuk jualan aksesoris di Benteng Kuto Besak (BKB). Sebagian uang
jajan kita sisihkan.
Sampai di Benteng kita tawarin tu aksesoris sama semua orang
yang ada. Namun hasilnya kita diketawain. Gak ada yang beli.
4. Jual Rumah
Karena stress usaha gagal mulu saya dan Habibie jadi lebih
sering nongkrong di perumahan orang kaya sambil mengkhayal jadi orang kaya. Di
perumahan tersebut ada beberapa rumah yang terpasang plang bertuliskan 'Di
jual'. Saya dan Habibie melihat potensi besar. Kita berdua pun mulai mencoba
menjadi broker rumah kalo bahasa Palembang-nya ngulo.
Saya segera menghubungi nomor yang tertera di plang
tersebut. Alhamdulilah orang-nya bersedia rumahnya di taruh di Tokobagus
(Sekarang OLX).
Namun ternyata jualan rumah gak sama dengan jualan hape second. Susah minta ampun. Sekalinya ada
yang nelpon ternyata mau nipu.
Setelah semua usaha itu gagal total saya dan Habibie pun
memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri. Karena seringnya galau oleh cewek saya
pun mulai suka nulis dan mencoba ikut lomba menulis. Saya benar-benar kaget
ketika ikut lomba menulis saya dapat juara harapan 1 kategori pelajar tema
lombanya "Surat Untuk Jokowi" (Waktu jaman Pemilu) hadiahnya gaji
kakak saya sebulan hahaha. Selang satu bulan saya menang lagi dalam lomba
menulis tentang pemilu hadiahnya Hape Samsung. Menang dalam lomba menulis
benar-benar membuat saya lupa dengan perihnya usaha yang saya coba. Saya sempat
berpikir kalo saya terus-terusan menang kayaknya bisa deh buat modal buat
usaha. Namun ternyata semakin lama lomba menulis semakin sulit.
Saya juga pernah mencoba ikut audisi presenter Pal TV
tepatnya pada tahun 2014, ikut casting MD Entertainment di Pim (Hahaha),
Ikut-ikutan lomba stand up comedy. Semuanya gagal.
Setamat sekolah saya berkenalan dengan Forex Trading atau
bisnis Valuta Asing. Bisnis orang cina hehehe. Sebenarnya Forex Trading kalo
kita andal modal 1 juta dalam satu tahun udah bisa punya rumah sendiri. Namun
saya malah rugi hampir menyentuh 1 juta. Emang sedikit sih tapi itu uang
tabungan saya sendiri dari nulis.
Selang beberapa bulan saya dapat kerja menjadi office boy di Salah satu bank swasta.
Namun saya berhenti.
Kini saya lagi coba-coba nulis di UC Media dan menjadi admin
dua akun Instagram. Namun sekarang saya benar-benar fokus mendalami agama.
Mantan pacar saya pun pernah nanyain tentang keputusan saya
yang gak seperti orang normal tapi ya sudahlah inilah hijrah.
Pengen banget kerja di tempat yang tetap. Apalagi bisa nikah
hahaha. Alasanya saya gak mau lagi usaha Forex Trading atau kerja di bank
karena RIBA.
Proses hijrah ini luar biasa sekali ujian luar biasa sekali.
Teman saya Dicky beberapa kali nawarin pinjaman uang beberapa juta agar saya
kembali ke Forex Trading saya pun sekarang sudah agak khatam seluk beluk Forex
Trading. Namun saya tolak secara halus. Saya takut gak dapet ridho Allah.
"Jadi kamu benar-benar pasrah sekarang?"
Gak juga saya gak benar-benar pasrah saya hanya menyerahkan
segala urusan ke Allah. Mencoba menjalani kewajibannya dan menjauhi
larangannya. InsyaAllah saya sudah mempunyai beberapa langkah untuk hidup saya
sendiri dan untuk bertemu ayah kamu Eaaa hahaha.
Ya sepertinya jika ada yang bertanya ke arah sana saya harus
bilang, "Kayaknya kita butuh dua cangkir kopi."