Sunday, July 2, 2017

Dua Cangkir Kopi

Ada pertanyaan yang selalu saya hindari namun sering banget ditanyain yaitu, "Kamu kerja di mana?"

Entah kenapa orang sekarang suka seolah-olah lebih tahu kehidupan orang yang dia tanya. Meski sedikit mengesalkan dengan pertanyaan itu saya juga jadi kepikiran juga. Bener gak sih jalan yang saya pilih yaitu jalan hijrah mendekat pada Allah.

Jika orang menanyakan kenapa saya belum kerja ingatan saya suka kembali pada semasa waktu SMK. Sewaktu SMK saya sudah melahap buku-buku motivasi yang judulnya Absurd ada buku 'Menjadi Kaya Dalam 40 Hari', 'Bisnis Tanpa Modal', 'Beli Rumah Tanpa Keluar Uang'. Buku motivasi dan perkiraan kemungkinan besar tidak akan melanjutkan kulia tekat saya semakin kuat untuk membuat usaha bersama teman saya bernama Habibi. Ini adalah beberapa usaha saya dan semuanya berakhir gagal:

1. Membuat Keripik Ubi

Ide ini tercetus ketika saya dan Habibi menonton film Thailand berjudul 'Top Secret:Billionaire'. Film itu mengisahkan tentang pemuda yang awalnya kecanduan game online seiring berjalannya waktu menjadi pengusaha keripik rumput laut. Kalo teman-teman mau beli keripiknya ada di minimarket namanya 'Tao kae noi' (Kalo gak salah).

Dikarenakan rumput laut harganya mahal dan rumput laut indonesia beda dengan rumput laut Thailand saya pun menggantinya dengan ubi kayu. Saya beli ubi kayu sebanyak 2Kg.

'Fikri kamu ini kesurupan setan apa?"

Begitulah respon pertama ibu saya ketika melihat saya di dapur bukan buat makan tapi buat bikin makanan. Saya hanya membalasnya dengan senyuman.

Memang beda ya jika orang yang sama sekali belum masak tapi maksa masak. Butuh waktu empat jam lebih bagi saya dan Habibi untuk memasak keripik ubi. Dan hasilnya mengecewakan.

"Kita gagal"

"Kita coba lagi"

2. Buat Online Shop

Karena maraknya orang memakai kaos distro, dan belanja barang online, saya dan Habibie memutuskan untuk membuat Online Shop (Silahkan cek di Fb namanya Lululu Palembang. Segala orang yang punya toko saya hubungi. Kira-kira seperti ini setiap kali saya memulai menelpon mereka.

"Halo saya Firma Fikri, saya mau belajar jadi pengusaha. Bisakah saya menjadi reseller toko Anda?"

Alhamdulilah Allah mempermudah semua orang yang saya hubungi setuju. Di Online shop itu barang-barang yang saya dan Habibi jual ada Lampu Hias dan Baju. Namun sedihnya gak laku. Gak ada yang beli.

Di tengah keputusasaan Habibi menyarakan untuk langsung Offline saja. Saya dan Habibi pun langsung mencari lapak di pasar pagi yang tidak jauh dari Rumah untuk berjualan. Namun ternyata sudah penuh. Gagal lagi, coba lagi.

3. Jualan Aksesoris di Benteng Kuto Besak

Kita belum nyerah malah tambah gila, saya dan Habibie pun memutuskan untuk jualan aksesoris di Benteng Kuto Besak (BKB). Sebagian uang jajan kita sisihkan.

Sampai di Benteng kita tawarin tu aksesoris sama semua orang yang ada. Namun hasilnya kita diketawain. Gak ada yang beli.

4. Jual Rumah

Karena stress usaha gagal mulu saya dan Habibie jadi lebih sering nongkrong di perumahan orang kaya sambil mengkhayal jadi orang kaya. Di perumahan tersebut ada beberapa rumah yang terpasang plang bertuliskan 'Di jual'. Saya dan Habibie melihat potensi besar. Kita berdua pun mulai mencoba menjadi broker rumah kalo bahasa Palembang-nya ngulo.

Saya segera menghubungi nomor yang tertera di plang tersebut. Alhamdulilah orang-nya bersedia rumahnya di taruh di Tokobagus (Sekarang OLX).

Namun ternyata jualan rumah gak sama dengan jualan hape second. Susah minta ampun. Sekalinya ada yang nelpon ternyata mau nipu.

Setelah semua usaha itu gagal total saya dan Habibie pun memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri. Karena seringnya galau oleh cewek saya pun mulai suka nulis dan mencoba ikut lomba menulis. Saya benar-benar kaget ketika ikut lomba menulis saya dapat juara harapan 1 kategori pelajar tema lombanya "Surat Untuk Jokowi" (Waktu jaman Pemilu) hadiahnya gaji kakak saya sebulan hahaha. Selang satu bulan saya menang lagi dalam lomba menulis tentang pemilu hadiahnya Hape Samsung. Menang dalam lomba menulis benar-benar membuat saya lupa dengan perihnya usaha yang saya coba. Saya sempat berpikir kalo saya terus-terusan menang kayaknya bisa deh buat modal buat usaha. Namun ternyata semakin lama lomba menulis semakin sulit.

Saya juga pernah mencoba ikut audisi presenter Pal TV tepatnya pada tahun 2014, ikut casting MD Entertainment di Pim (Hahaha), Ikut-ikutan lomba stand up comedy. Semuanya gagal.

Setamat sekolah saya berkenalan dengan Forex Trading atau bisnis Valuta Asing. Bisnis orang cina hehehe. Sebenarnya Forex Trading kalo kita andal modal 1 juta dalam satu tahun udah bisa punya rumah sendiri. Namun saya malah rugi hampir menyentuh 1 juta. Emang sedikit sih tapi itu uang tabungan saya sendiri dari nulis.

Selang beberapa bulan saya dapat kerja menjadi office boy di Salah satu bank swasta. Namun saya berhenti.


Kini saya lagi coba-coba nulis di UC Media dan menjadi admin dua akun Instagram. Namun sekarang saya benar-benar fokus mendalami agama.

Mantan pacar saya pun pernah nanyain tentang keputusan saya yang gak seperti orang normal tapi ya sudahlah inilah hijrah.

Pengen banget kerja di tempat yang tetap. Apalagi bisa nikah hahaha. Alasanya saya gak mau lagi usaha Forex Trading atau kerja di bank karena RIBA.

Proses hijrah ini luar biasa sekali ujian luar biasa sekali. Teman saya Dicky beberapa kali nawarin pinjaman uang beberapa juta agar saya kembali ke Forex Trading saya pun sekarang sudah agak khatam seluk beluk Forex Trading. Namun saya tolak secara halus. Saya takut gak dapet ridho Allah.

"Jadi kamu benar-benar pasrah sekarang?"

Gak juga saya gak benar-benar pasrah saya hanya menyerahkan segala urusan ke Allah. Mencoba menjalani kewajibannya dan menjauhi larangannya. InsyaAllah saya sudah mempunyai beberapa langkah untuk hidup saya sendiri dan untuk bertemu ayah kamu Eaaa hahaha.


Ya sepertinya jika ada yang bertanya ke arah sana saya harus bilang, "Kayaknya kita butuh dua cangkir kopi."

2 comments: