Air merupakan kebutuhan dasar bagi semua makhluk hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita memerlukan air untuk minum, mandi, cuci,
masak, dan sebagainya. Sedangkan keberadaan sanitasi yang bersih dan
sehat juga tidak bisa dianggap remeh keberadaannya. Namun sayangnya
tidak semua orang bisa memiliki akses mendapatkan air bersih dan
sanitasi yang memadai kebutuhan hidup. Masih banyak daerah yang
tertinggal. Masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal harus merogoh
kocek dalam untuk mendapatkan satu liter atau se-jerigen air.
Akses air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan, kesehatan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera merupakan hal penting dan saling terkait. Air merupakan kehidupan, sanitasi adalah martabat dan keduanya saling mengisi agar tercapainya kesehatan lingkungan yang pada akhirnya turut memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maka daripada itu pemerintah sekarang memiliki misi mewujudkan target akses universal air bersih sebesar 100% pada tahun 2019. Pemerintah bahkan menganggarkan pembiayaan pembangunan air bersih dan sanitasi sebesar tiga kali lipat dari total anggaran pada 2010-2014. Yaitu, sebesar Rp. 273 triliun. Jumlah yang lumayan besar ini sangat diharapkan mampu memberikan peningkatan signifikan terhadap akses layanan baik air bersih maupun fasilitas sanitasi. Statistik sekarang baru menunjukkan peningkatan akses air bersih dan sanitasi sebesar 2% pertahun, untuk mencapai target 100% maka diperlukan peningkatan minimal sebesar 6% pertahunnya
Direktur Pemukiman dan Perumahan Kementerian PPN/Bappenas, Nugroho Tri Utomo, juga menyampaikan bahwa pada tahun 2025 akan ada 321 juta penduduk Indonesia yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Hal ini dikarenakan permintaan air bersih terus naik. Jumlah ini berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang kekurangan air.
Berdasarkan kondisi yang ada bahwa permintaan air bersih terus meningkat seiring dengan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang progresif tiap tahun, banyak hal sederhana yang sebenarnya bisa dilakukan untuk meminimisasi penggunaan air. Mulai dari hal kecil untuk dampak yang besar. Hal-hal sederhana yang dilakukan bisa mulai dari matikan kran ketika mencuci tangan dan menggosok gigi, beralih menggunakan pancuran mandi dan kran yang hemat air, beralih pada kloset penyiraman ganda untuk meminimisasi kebutuhan jumlah siraman pada kloset, serta bijaksana dalam mencuci pakaian. Lebih bijak dalam penggunaan air serta tanggap dengan kondisi yang ada dilapangan seperti laporkan kebocoran air, gunakan tangki septik agar tidak mencemari air permukaan, serta biasakan untuk mengurangi penggunaan botol plastik dan kertas karena dalam produksinya banyak menggunakan air bersih. Hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan secara konsisten setiap hari sangat membantu dalam perwujudan 100% akses air bersih dan sanitasi sehat.
Peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi membutuhkan peran serta banyak pihak, termasuk pihak swasta. Hal itu bisa ditunjukkan pihak swasta melalui program CSR dan partisipasi langsung dari masyarakat sangat mutlak dibutuhkan, agar pelayanan air bersih dan sanitasi bisa dijalankan secara merata dan tidak ada lagi kesenjangan diantara mereka. Kerjasama seluruh pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan dalam pemenuhan target pemerintah untuk mencapai 100% akses air bersih dan sanitasi pada 2019 mendatang. Aqua sebagai pihak swasta telah melakukan program CSR yakni WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan bagi masyarakat pra sejahtera.
Akses air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan, kesehatan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera merupakan hal penting dan saling terkait. Air merupakan kehidupan, sanitasi adalah martabat dan keduanya saling mengisi agar tercapainya kesehatan lingkungan yang pada akhirnya turut memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
![]() | |
Sumber : rmoljakarta.com |
Maka daripada itu pemerintah sekarang memiliki misi mewujudkan target akses universal air bersih sebesar 100% pada tahun 2019. Pemerintah bahkan menganggarkan pembiayaan pembangunan air bersih dan sanitasi sebesar tiga kali lipat dari total anggaran pada 2010-2014. Yaitu, sebesar Rp. 273 triliun. Jumlah yang lumayan besar ini sangat diharapkan mampu memberikan peningkatan signifikan terhadap akses layanan baik air bersih maupun fasilitas sanitasi. Statistik sekarang baru menunjukkan peningkatan akses air bersih dan sanitasi sebesar 2% pertahun, untuk mencapai target 100% maka diperlukan peningkatan minimal sebesar 6% pertahunnya
Direktur Pemukiman dan Perumahan Kementerian PPN/Bappenas, Nugroho Tri Utomo, juga menyampaikan bahwa pada tahun 2025 akan ada 321 juta penduduk Indonesia yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Hal ini dikarenakan permintaan air bersih terus naik. Jumlah ini berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang kekurangan air.
Berdasarkan kondisi yang ada bahwa permintaan air bersih terus meningkat seiring dengan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang progresif tiap tahun, banyak hal sederhana yang sebenarnya bisa dilakukan untuk meminimisasi penggunaan air. Mulai dari hal kecil untuk dampak yang besar. Hal-hal sederhana yang dilakukan bisa mulai dari matikan kran ketika mencuci tangan dan menggosok gigi, beralih menggunakan pancuran mandi dan kran yang hemat air, beralih pada kloset penyiraman ganda untuk meminimisasi kebutuhan jumlah siraman pada kloset, serta bijaksana dalam mencuci pakaian. Lebih bijak dalam penggunaan air serta tanggap dengan kondisi yang ada dilapangan seperti laporkan kebocoran air, gunakan tangki septik agar tidak mencemari air permukaan, serta biasakan untuk mengurangi penggunaan botol plastik dan kertas karena dalam produksinya banyak menggunakan air bersih. Hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan secara konsisten setiap hari sangat membantu dalam perwujudan 100% akses air bersih dan sanitasi sehat.
Peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi membutuhkan peran serta banyak pihak, termasuk pihak swasta. Hal itu bisa ditunjukkan pihak swasta melalui program CSR dan partisipasi langsung dari masyarakat sangat mutlak dibutuhkan, agar pelayanan air bersih dan sanitasi bisa dijalankan secara merata dan tidak ada lagi kesenjangan diantara mereka. Kerjasama seluruh pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan dalam pemenuhan target pemerintah untuk mencapai 100% akses air bersih dan sanitasi pada 2019 mendatang. Aqua sebagai pihak swasta telah melakukan program CSR yakni WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan bagi masyarakat pra sejahtera.
No comments:
Post a Comment