Pemilihan Legislatif dan pemilihan Presiden telah usai. Presiden Indonesia yang ke tujuh sudah terpilih yaitu Joko Widodo atau yang lebih akrab disapa Jokowi. Sebentar lagi pemerintahan Jokowi akan segera dimulai untuk menggantikan pemerintahan lama yang sudah berjalan 10 tahun.
Pemilu tahun ini masih ada kecurangan. Para caleg dari berbagai partai politik bermain politik uang, di mana mereka membagi-bagikan uang atau sembako kepada masyarakat agar memilihnya saat pemilu legislatif 9 April lalu. Bisa dikatakan para caleg tersebut melakukan pembelian suara kepada masyarakat untuk memilihnya dengan iming-iming berupa uang atau sembako. Masyarakat yang menerima uang atau sembako dari caleg patut disalahkan. Karena apa? Pemilu yang bersih tidak akan terwujud jika masyarakat mau saja menerima uang atau sembako dari para caleg. Seharusnya masyarakat bisa mengambil sikap yang bijak untuk tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari para caleg nakal tersebut karena jika para caleg tersebut terpilih maka sudah dipastikan mereka lebih mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan negara. Caleg yang baik adalah caleg yang tidak bermain dengan politik uang.
Pemilu presiden tahun ini kecurangan lebih kepada fitnah yang berujung pada pembunuhan karakter. Perang opini pun semakin menjadi-jadi sehinggan membuat masyarakat bingung mana yang benar dan mana yang tidak. Jokowi adalah imbas dari fitnah tersebut dia beberapa kali dibilang orang yahudi, keturuan China bahkan beberapa orang tidak bertanggung jawab membuat majalah Tabloid Obor yang hanya untuk memfitnahnya. Tabloid Obor tersebut di sebar di beberapa pulau Jawa berharap masyarakat tergiring dengan opini tersebut. Untung saja tidak semua masyarakat tergiring dengan opini sesat tersebut. Hasil quick count dari beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa Jokowi menang walaupun begitu masih ada saja segelintir lembaga survei yang menyatakan Jokowi kalah. Lagi-lagi masyarakat ingin disesatkan. Beberapa Minggu setelah hasil quick count dari lembaga survei hasil resmi dari KPU pun diumumkan dan hasilnya menyatakan bahwa Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden terpilih dan wakil presiden terpilih untuk periode 2014-2019. Meski telah diputuskan bahwa Jokowi tapi lawannya mengugat keputusan tersebut lewat MK tapi semua itu bukan halangan berarti. MK memutuskan bahwa Jokowi adalah presiden terpilih Indonesia karena bukti yang diajukan oleh lawannya tidak kuat. Semoga di pemerintahan Jokowi ini Indonesia menjadi lebih baik.
Menurut saya agar pemilu di Indonesia dapat bersih adalah dengan cara adanya pembelajaran politik dasar untuk masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih kritis dan pintar dalam memilih karena semuanya harus dimulai dari kesadaran masyarakat.
Pemilu tahun ini masih ada kecurangan. Para caleg dari berbagai partai politik bermain politik uang, di mana mereka membagi-bagikan uang atau sembako kepada masyarakat agar memilihnya saat pemilu legislatif 9 April lalu. Bisa dikatakan para caleg tersebut melakukan pembelian suara kepada masyarakat untuk memilihnya dengan iming-iming berupa uang atau sembako. Masyarakat yang menerima uang atau sembako dari caleg patut disalahkan. Karena apa? Pemilu yang bersih tidak akan terwujud jika masyarakat mau saja menerima uang atau sembako dari para caleg. Seharusnya masyarakat bisa mengambil sikap yang bijak untuk tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari para caleg nakal tersebut karena jika para caleg tersebut terpilih maka sudah dipastikan mereka lebih mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan negara. Caleg yang baik adalah caleg yang tidak bermain dengan politik uang.
Pemilu presiden tahun ini kecurangan lebih kepada fitnah yang berujung pada pembunuhan karakter. Perang opini pun semakin menjadi-jadi sehinggan membuat masyarakat bingung mana yang benar dan mana yang tidak. Jokowi adalah imbas dari fitnah tersebut dia beberapa kali dibilang orang yahudi, keturuan China bahkan beberapa orang tidak bertanggung jawab membuat majalah Tabloid Obor yang hanya untuk memfitnahnya. Tabloid Obor tersebut di sebar di beberapa pulau Jawa berharap masyarakat tergiring dengan opini tersebut. Untung saja tidak semua masyarakat tergiring dengan opini sesat tersebut. Hasil quick count dari beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa Jokowi menang walaupun begitu masih ada saja segelintir lembaga survei yang menyatakan Jokowi kalah. Lagi-lagi masyarakat ingin disesatkan. Beberapa Minggu setelah hasil quick count dari lembaga survei hasil resmi dari KPU pun diumumkan dan hasilnya menyatakan bahwa Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden terpilih dan wakil presiden terpilih untuk periode 2014-2019. Meski telah diputuskan bahwa Jokowi tapi lawannya mengugat keputusan tersebut lewat MK tapi semua itu bukan halangan berarti. MK memutuskan bahwa Jokowi adalah presiden terpilih Indonesia karena bukti yang diajukan oleh lawannya tidak kuat. Semoga di pemerintahan Jokowi ini Indonesia menjadi lebih baik.
Menurut saya agar pemilu di Indonesia dapat bersih adalah dengan cara adanya pembelajaran politik dasar untuk masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih kritis dan pintar dalam memilih karena semuanya harus dimulai dari kesadaran masyarakat.
No comments:
Post a Comment