Waktu selesai kenaikan kelas 3 SMK aku dikejutkan SMS dari teman baikku yang ada di Jakarta. Dia mengatakan dia ingin liburan ke kota tempat tinggalku yaitu Palembang. Temanku itu bernama Aldi kami kenal lewat dunia maua. Aku menawari dia untuk tinggal di rumahku saja tapi dia menolak tapi dia menolak karena semua anggota keluarganya akan ikut pergi ke Palembang. Keluarga Aldi sudah mem-booking hotel di Palembang. Mereka memesan hotel Swiss-berlin Imara Sudirman, hotel yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman. Aku bingung bagaimana Aldi bisa mem-booking hotel di Palembang padahal dia tidak mempunyai sanaf famili di sini. Saat kutanyakan dapat darimana dia tentang hotel itu. Aldi mengatakan bahwa ia mem-booking hotel itu melalui website KlikHotel. Melalui KlikHotel keluarga Aldi sangat terbantu untuk mencari hotel yang bagus dan murah bahkan lewat KlikHotel keluarga Aldi Sudah memesan kamar, semua transaksi di lakukan melalui website KlikHotel. Keluarga Aldi benar-benar di beri kemudahan.
Keesokannya setelah dapat kabar dari Aldi bahwa dia ingin liburan di Palembang. Pada sore hari aku mendapat kabar bahwa dia sudah ada di Palembang dan menyuruhku untuk ke hotel tempat dia menginap. Aku menyanggupi ajakan Aldi. Aku juga penasaran dengan Aldi karena kami belum pernah bertemu secara fisik hanya mengobrolo lewat media sosial dan handphone dan hari ini aku dan Aldi akan bertemu.
Di hotel tersebut aku bertemu dengan ke dua orangtua Aldi dan dua adik perempuannya yang kembar yang masih berusia 3 tahun. Keluarga Aldi rupanya menyuruhku untuk menjadi tour guide mereka selama berlibur di Palembang. Tawaran dari mereka aku pun menyanggupinya. Sehari di Palembang keluarga Aldi langsung ingin menikmati wisata di Palembang. Malam harinya aku langsung mengajak mereka untuk makan pempek di Kampung Kapitan yang terletak di pinggir Sungai Musi. Di rumah makan ini jembatan Ampera terlihat sangat indah dengan gemerlap lampu yang menghiasinya. Keluarga Aldi sangat menikmati makanan khas Palembang ini. Di tengah obrolan ringan ayah Aldi nyeletuk dia ke pengin ke Pulau Kemaroo dan semua keluarganya tersenyum setuju. Mereka mengetahui Pulau Kemaro sebagai tempat wisata yang menarik dari televisi. Jujur saja aku sebagai warga Palembang, aku belum pernah ke Pulau Kemaro. Pulau yang terletak di tengah-tengah Sungai Musi. Mereka kaget mengetahui aku belum pernah ke Pulau Kemaro. Aku belum ke sana dikarenakan aku orangnya tidak terlalu suka jalan-jalan apalagi jauh dari rumah. Sebagai tour guide untuk keluarga Aldi aku akan menemani mereka ke Pulau Kemaro.
Pada hari Minggu, siang-siang kami berangkat ke Pulau Kemaro. Kami segera ke dermaga perahu boat dan perahu ketek yang terletak di Benteng Kuto Besak. Kami memilih 2 perahu ketek dengan harga 90 ribu per-perahu (pulang pergi). Satu untuk aku, Aldi, dan ayahnya satunya lagi untu ibunya dan dua adik kembarnya. Perjalanan menggunakan perahu ketek memiliki sensasi yang luar biasa. Ada rasa takut saat menggunakan perahu ketek yang berukuran kecil ini. Gelombang air yang dibuat dari perahu-perahu besar yang lewat membuat perahu ketek kami bergoyang ke kanan dan ke kiri. Aku sempat berpikir bagaimana bila terjatuh. Tapi entah kenapa dua adik kembar Aldi sangat menikmati sensasi ini.
30 meni selama perjalanan akhirnya kami sampai di Pulau Kemaro, pulau yang namanya di dapat karena pulau ini tidak pernah bajir walaupun Sungai Musi meluap atau pasang besar sekalipun. Pulau Kemaro ini adalah pulau yang identik dengan Tionghoah. Di pulau ini terdapat sebuah pagoda besar, klenteng, pohon cinta, dan gundukan-gundukan tanah makam dari Siti Fatimah, Tan Bun An, dan para pengawalnya.
Keluarga Aldi tidak melewatkan kesempatan di sini untuk berfoto-foto aku pun di tugaskan untuk memfoto mereka. Kami terus berkeling menikmati Pulau Kemaro pulau yang banyak sejarahnya untuk orang Tionghoah karena pada saat Cap Go Me (tahun baru Cina) banyak orang Tioghoah beribadah di sini.
Setelah merasa puas kami pun segera pulang. Keluarga Aldi sangat terlihat puas. Malamnya keluarga Aldi lansung kembali pulang ke Jakarta mereka hanya liburan singkat di kampung halamanku. Awalnya aku menjadi tour guide untuk keluarga Aldi tapi jadinya aku juga ikut-ikutan liburan. Ternyata di kotaku ini banyak tempat-tempat indah.
Keesokannya setelah dapat kabar dari Aldi bahwa dia ingin liburan di Palembang. Pada sore hari aku mendapat kabar bahwa dia sudah ada di Palembang dan menyuruhku untuk ke hotel tempat dia menginap. Aku menyanggupi ajakan Aldi. Aku juga penasaran dengan Aldi karena kami belum pernah bertemu secara fisik hanya mengobrolo lewat media sosial dan handphone dan hari ini aku dan Aldi akan bertemu.
Di hotel tersebut aku bertemu dengan ke dua orangtua Aldi dan dua adik perempuannya yang kembar yang masih berusia 3 tahun. Keluarga Aldi rupanya menyuruhku untuk menjadi tour guide mereka selama berlibur di Palembang. Tawaran dari mereka aku pun menyanggupinya. Sehari di Palembang keluarga Aldi langsung ingin menikmati wisata di Palembang. Malam harinya aku langsung mengajak mereka untuk makan pempek di Kampung Kapitan yang terletak di pinggir Sungai Musi. Di rumah makan ini jembatan Ampera terlihat sangat indah dengan gemerlap lampu yang menghiasinya. Keluarga Aldi sangat menikmati makanan khas Palembang ini. Di tengah obrolan ringan ayah Aldi nyeletuk dia ke pengin ke Pulau Kemaroo dan semua keluarganya tersenyum setuju. Mereka mengetahui Pulau Kemaro sebagai tempat wisata yang menarik dari televisi. Jujur saja aku sebagai warga Palembang, aku belum pernah ke Pulau Kemaro. Pulau yang terletak di tengah-tengah Sungai Musi. Mereka kaget mengetahui aku belum pernah ke Pulau Kemaro. Aku belum ke sana dikarenakan aku orangnya tidak terlalu suka jalan-jalan apalagi jauh dari rumah. Sebagai tour guide untuk keluarga Aldi aku akan menemani mereka ke Pulau Kemaro.
Pada hari Minggu, siang-siang kami berangkat ke Pulau Kemaro. Kami segera ke dermaga perahu boat dan perahu ketek yang terletak di Benteng Kuto Besak. Kami memilih 2 perahu ketek dengan harga 90 ribu per-perahu (pulang pergi). Satu untuk aku, Aldi, dan ayahnya satunya lagi untu ibunya dan dua adik kembarnya. Perjalanan menggunakan perahu ketek memiliki sensasi yang luar biasa. Ada rasa takut saat menggunakan perahu ketek yang berukuran kecil ini. Gelombang air yang dibuat dari perahu-perahu besar yang lewat membuat perahu ketek kami bergoyang ke kanan dan ke kiri. Aku sempat berpikir bagaimana bila terjatuh. Tapi entah kenapa dua adik kembar Aldi sangat menikmati sensasi ini.
30 meni selama perjalanan akhirnya kami sampai di Pulau Kemaro, pulau yang namanya di dapat karena pulau ini tidak pernah bajir walaupun Sungai Musi meluap atau pasang besar sekalipun. Pulau Kemaro ini adalah pulau yang identik dengan Tionghoah. Di pulau ini terdapat sebuah pagoda besar, klenteng, pohon cinta, dan gundukan-gundukan tanah makam dari Siti Fatimah, Tan Bun An, dan para pengawalnya.
Keluarga Aldi tidak melewatkan kesempatan di sini untuk berfoto-foto aku pun di tugaskan untuk memfoto mereka. Kami terus berkeling menikmati Pulau Kemaro pulau yang banyak sejarahnya untuk orang Tionghoah karena pada saat Cap Go Me (tahun baru Cina) banyak orang Tioghoah beribadah di sini.
Setelah merasa puas kami pun segera pulang. Keluarga Aldi sangat terlihat puas. Malamnya keluarga Aldi lansung kembali pulang ke Jakarta mereka hanya liburan singkat di kampung halamanku. Awalnya aku menjadi tour guide untuk keluarga Aldi tapi jadinya aku juga ikut-ikutan liburan. Ternyata di kotaku ini banyak tempat-tempat indah.