Di Sumatera Selatan terdapat 12 Jenis bahasa dan 8 suku. Yang paling dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan Suku Semendo. Sumatera Selatan juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Maka daripada itu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar Festival Sriwijaya yang ke 25. Festival Sriwijaya ini digelar pertama kalinya pada tahun 1991. Untuk kegiatan yang ke 25 ini akan diadakan di Benteng Kuto Besak. Acaranya dimulai dari 18-24 Juli 2016. Festival yang diselenggarakan selama seminggu ini dimeriahkan dengan festival kuliner tradisional, parade budaya, lomba teatrikal, lomba blog, dan lomba instagram.
Festival Sriwijaya ini
bertujuan melestarikan budaya yang ada di Sumatera Selatan sekaligus juga
mempromosikan wisata daerah yang ada di Sumatera Selatan. Agar wisatawan dalam
negeri dan wisatawan luar negeri tidak segan-segan untuk berkunjung ke Sumatera Selatan maka Pemerintah Provinsi Selatan bekerjasama dengan asosiasi perhotelan dan association of the Indonesia Tours and Travel Agencies.
Di
Festival Sriwijaya ini ada beberapa booth seperti booth tentang Kerajaan
Sriwjaya, booth walpaper pemandangan, dan booth makanan. Berikut ini akan saya jelaskan tentang booth-booth tersebut ;
Di booth tentang kerajaan Sriwijaya di jelaskan tentang awal mengenai kerajaan Sriwijaya. Pada abad ke 7 seorang pendeta tiongkok bernama I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient.
Booth walpaper pemandangan menjadi favorit para pengunjung untuk berfoto ria. Di booth ini terdapat beberapa gambar tempat wisata yang ada di Sumatera Selatan.
Untuk booth makanan saya yakin orang yang awalnya kenyang jadi ingin makan lagi. Mengisi perutnya dengan makanan-makanan khas Sumatera Selatan. Di booth ini terdapat 29 booth makanan. Wajar saja perut pengunjung jadi lapar lagi di suguhi makanan enak di depan mata. Buat yang mau makan di booth ini metode pembayarannya dengan menggunakan kupon yang ditukar dari booth tiket.
Acara
utama seperti pementasan tari, lagu daerah, dan teater dari 17 kabupaten kota di Sumatera Selatan di mulainya pada malam hari. Mereka yang akan mengisi acara tersebut sangat berusaha keras untuk menampilkan yang terbaik dihadapan pengunjung. Satu jam sebelum acara mereka masih sempat berlatih dan merias diri. Keith Martin penyanyi dari Amerika Serikat yang menjadi bintang tamu di acara pembukaan Festival Sriwijaya sangat terhipnotis dengan penampilan para penari.
Menyaksikan Festival
Sriwijaya membuat jiwa nasionalisme saya makin tinggi. Saya sangat ingin
mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Sumatera Selatan. Ayo mulai sekarang kita
cintai Indonesia.
No comments:
Post a Comment